Ide dasar dari algoritma ini berdasarkan pada sistem
prioritas proses. Prinsipnya, jika setiap proses dapat dikelompokkan
berdasarkan prioritasnya, maka akan didapati queue seperti pada gambar berikut:
Dari gambar tersebut terlihat bahwa akan terjadi
pengelompokan proses-proses berdasarkan prioritasnya. Kemudian muncul ide untuk
menganggap kelompok-kelompok tersbut sebagai sebuah antrian-antrian kecil yang
merupakan bagian dari antrian keseluruhan proses, yang sering disebut dengan
algoritma multilevel queue.
Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa seolah-olah algoritma
dengan prioritas yang dasar adalah algoritma multilevel queue dimana setiap
queue akan berjalan dengan algoritma FCFS yang memiliki banyak kelemahan. Oleh
karena itu, dalam prakteknya, algoritma multilevel queue memungkinkan adanya
penerapan algoritma internal dalam masing-masing sub-antriannya yang bisa
memiliki algoritma internal yang berbeda untuk meningkatkan kinerjanya.
Berawal dari priority scheduling, algoritma ini pun memiliki
kelemahan yang sama dengan priority scheduling, yaitu sangat mungkin bahwa
suatu proses pada queue dengan prioritas rendah bisa saja tidak mendapat jatah
CPU. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan
memodifikasi algoritma ini dengan adanya jatah waktu maksimal untuk tiap
antrian, sehingga jika suatu antrian memakan terlalu banyak waktu, maka
prosesnya akan dihentikan dan digantikan oleh antrian dibawahnya, dan tentu
saja batas waktu untuk tiap antrian bisa saja sangat berbeda tergantung pada
prioritas masing-masing antrian.
Kelanjutan Materi ini bisa dilihat di: http://sherynooo.blogspot.com/2013/04/multilevel-feedback-queue.html
Sumber:
Sumber:
http://keswara.blogspot.com/2009/01/multilevel-queue-scheduling.html
No comments:
Post a Comment